Breaking News

Rabu, 10 Juni 2009

Anti Poligami, Chapter IV: Kesimpulan ??

Tips..., bacanya harus dari chapter I donk.. masa tau2 chapter IV, pengen cepet azee loo..!

--------------------------

XIII. Surat-surat dari Bejo :

--------------------------

Trimakasih semuanya Wini...

aku sdh dapat yg saya mau,,itu yg aku maksudkan,,membaca doa2 yg ada di AL quran. Karena saya tahu2 doa2 yg dikirimkan nya dan ibunya juga dari Quran. Saya tahu bahwa Islam mengijinkan,,tetapi apakah Islam membiarkan orang lain utk terluka hatinya..? Penjabaran surat An Nissa itu bermacam,,,"disiti disebutkan kalau kamu tdk bisa berlaku adil, maka pilihlah satu saja.." Semoga doa2 tadi membukakan pintu hatinya bahwa yg ia lakukan itu tdk pas..

Thanks atas semuanya..

Wass,

Bejo

--------------------------

Wini..aku ok..semenaar kalau malam saya tdk chatting dulu,,setiap malam saya membaca Al Baqorah sampai tamat, and it takes me sometime..

Bejo

--------------------------

Wini, thanks, tadi pagi saya sdh mengirim surat ke dia, Menyatakan sikap saya, santun tapi tegas. Terimaksih, surat2mu memberi kekuatan kepada saya, Akhrinya saya berpikir " Emang lu sapa",,tapi dulu2 saya ga bisa berpikir seperti itu,semuaya seperti tereblenggu.

Cukup cari info sambil lewat saja, apalagi niat utk ketemu,,ga usah, Insya Allah saya mampu.

--B--


--------------------------

Wini, aku mau kasih PR ni.., tolong karangin surat buat dia lagi, yang isinya tentang penolakan poligami. Please.. tegas tetapi santun..!!

Bejo

--------------------------

XIV. Surat kelima dari Wini

--------------------------

Jo.. PR dari kamu susah ni.. kebetulan 2 hari ini aku sibuk banged. Sibuk ngegantiin jadwal kuliah, maklum menjelang UAS.

trus yang konsep surat juga belum nich.. belum mood.. jadi pabrik kata-katanya belum bisa berproduksi dengan lancar.

Aku tungguin kamu dari jam 11.30 sampe jam 2.00 teng..teng.., eh ndak taunya kamu malah login jam 11.. dasar nasib!! nggak rejeki ketemu Ya udah.. nih kebetulan aku lagi mood bikin surat tsb, mudah-mudahan cocok.

-------------------- mulai

Mbak X yang saya hormati.

Bersama surat ini saya bermaksud menjelaskan suatu kondisi yang dikhawatirkan akan menjadi masalah kesalahpahaman di kemudian hari.

Saya mohon maaf sebelumnya jika hingga saat ini saya baru dapat menjelaskannya lewat email dan belum berkesempatan bertemu langsung dengan mbak, terkait dengan tugas yang saat ini sedang saya jalani.

Adapun masalah yang ingin saya klarifikasi adalah mengenai arahan pembicaraan antara saya dengan mbak dan keluarga mbak sebelumnya,yaitu mengenai peluang ke arah poligami. Masalah itu telah saya pikirkan dengan seksama. Saya telah mengkaji berbagai aturan dan hokum agama Islam, juga telah berdiskusi dengan para alim ulama, rekan dan

pihak keluarga lainnya. Hal ini saya lakukan karena saya tidak mau gegabah dalam mengambil keputusan yang akan berdampak besar bagi kehidupan saya dan orang-orang di sekeliling saya.

Memang saya memahami bahwa berpoligami itu bukanlah hal yang terlarang dan banyak literatur yang mengatakan bahwa itu adalah peluang beribadah dan menghindarkan dari zina. Bahkan, seperti diketahui oleh banyak orang, banyak kaum lelaki muslim melakukannya dengan mengacu pada suri tauladan yang diberikan oleh Rasulullah Muhammad Saw.

Tetapi, setelah dikaji secara mendalam, Rasulullah Muhammad Saw pun tidak melakukannya secara sembarangan, melainkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang jauh sama sekali dari sekedar mengikuti hawa nafsu dan menghindarkan zina. Satu hal yang mungkin sering tidak diperhatikan orang, bahwa Rasulullah melakukan itu setelah istri pertamanya Siti Khadijah meninggal.

(mau pake kutipan artikelnya nggak??)

------------ http://salimampera.multiply.com/journal/item/93/Antara_Muhammad_dan_Aisyah_3

Perkawinan pertamanya dengan Khadijah dilakukan ketika dia berumur 25 tahun dan Khadijah berumur 40 tahun. Selama hampir 25 tahuh, Nabi SAW hanya beristrikan Khadijah, sampai Khadijah meninggal dunia diumur 65 tahun (semoga Allah memberkahinya).

Hanya setelah Nabi SAW berumur lebih dair 50 tahun, barulah nabi SAW mulai menikah lagi. Dengan demikian jelaslah bahwa jika memang Nabi SAW hanya mencari kesenangan semata, tentulah tidak perlu beliau menunggu sampai berusia lebih dari 50 tahun, baru menikah lagi. Tapi Nabi Muhammad SAW tetap mencintai Khadijah selamaa 25 tahun, sampai Khadijah meninggal dunia di usia 65 tahun.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pernikahan_Muhammad

ada riwayat singkat istri-istri nabi Muhammad, semuanya janda (kecuali Aisyah), dan semuanya rata-rata ditinggal suami yang menjadi Syahid di perang

-------------------------

Sebelumnya, Rasulullah hanya memiliki satu istri dan berumah tangga dengan istrinya tersebut selama 25 tahun tanpa ada pihak lain. Selain itu, banyak juga literatur yang menekankan berbagai pertimbangan lain seperti aspek keadilan, dan mempertimbangkan perasaan istri yang lainnya. Meskipun secara hukum, seorang lelaki muslim tidak memerlukan ijin istrinya untuk menikah lagi, tetapi konsep atau aturan menetapkan keadilan membatasi hal tersebut, karena akan sangat tidak adil jika seorang lelaki menikah lagi tanpa sepengetahuan istri pertama.

Atas dasar berbagai penafsiran pada berbagai literatur tersebut, maka banyak orang yang melakukan poligami, tetapi mungkin belum sempat memandang permasalahan tersebut secara holistik. Satu hal yang perlu digarisbawahi, bahwa poligami adalah suatu pilihan. Artinya setiap lelaki berhak untuk memilih melakukan atau tidak melakukan poligami.

Masing-masing dengan pertimbangan dan alasan tersendiri.

Sehubungan dengan uraian saya tersebut, meskipun saat ini pengetahuan agama saya masih sangat terbatas, tetapi saya sudah memiliki ketetapan hati untuk tidak melakukan poligami, saat ini, dengan siapapun. Ini masalah menggunakan hak pilih, dengan mengikuti hati nurani, pertimbangan akal sehat serta batasan dan aturan yang sudah ditetapkan oleh agama. Meskipun banyak orang memandang poligami sebagai sarana

beribadah, tetapi bagi saya mungkin akan lebih banyak peluang beribadah lainnya selain melakukan poligami. Karena, poligami, yang mungkin saja dapat dipandang sebagai ibadah bagi saya, juga akan dipandang sebagai musibah bagi istri dan anak-anak saya. Selain itu, segala sesuatu itu dianggap ibadah jika kita melakukannya secara ikhlas dan dengan niat berbakti kepada Allah Swt. Saat ini saya tidak memiliki kesanggupan ke arah itu. Saya tidak dapat memandang poligami sebagai ibadah bagi diri saya sendiri karena membayangkannya saja sudah berat, apalagi menjalaninya.

Seperti pernah saya jelaskan sebelumnya, saya tidak hidup sendiri. Ada banyak orang-orang yang saya cintai dan pedulikan di sekeliling saya. Mereka membutuhkan saya, mereka adalah tanggung jawab utama saya, serta merekalah peluang saya beribadah, tanpa harus menyakiti orang lain.

Keputusan ini saya ambil dengan pertimbangan yang matang, dengan memohon petunjuk kepada Allah Swt dan Insya Allah merupakan keputusan yang terbaik bagi semua pihak. Untuk itu saya memohon kepada Allah Swt agar tetap menjaga saya dari melakukan hal yang keliru, melakukan hal yang didasari oleh pertimbangan sesaat, dan menyakiti banyak orang, terutama orang-orang yang saya cintai.

Saya mohon maaf jika apa yang saya uraikan disini barangkali berseberangan dengan keyakinan yang saat ini mbak pegang. Untuk itu, tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada mbak dan keluarga mbak, besar harapan saya mbak dapat memahami inti permasalahan yang saya sampaikan melalui surat ini sehingga dapat memperjelas keputusan yang saat ini sudah saya tetapkan.

Semoga keputusan ini tidak mengganggu jalinan silaturahmi antara keluarga saya dengan keluarga mbak seperti yang sudah terjadi selama ini.

-------------------- udahan!!!

Mungkin isinya nggak terlalu pas ya.., susah juga menulis sesuatu secara tegas tapi elegan dan halus. Mungkin isi di atas terdengar terlalu menggurui, seperti beradu alibi. Tapi aku pikir nggak apa-apa lah Jo, biar dia tau bahwa keputusan kamu itu juga dilandasi oleh studi literatur, diskusi dan kajian mendalam, bukan sekedar asplak

nolak. Sama halnya seperti ketika dia ngajuin proposal poligami, dengan mengacu pada referensi ini itu dlsb, sehingga sempat membuat kamu kehabisan kata-kata, mabuk kepayang dan seperti terhipnotis...(untung aja nggak teken kontrak langsung menikahi dia!!).

Saran aku, segera kirimkan surat tsb dan wait and see.. apakah serangannya mereda??? Mudah-mudahan iya, selain dengan cara formal, kamu juga jangan berenti untuk tetap berusaha melalui jalur-jalur doa spt yang pernah aku sampaikan waktu itu.

--------------------------

XV. Balasan dari Bejo

--------------------------

Bravo..!! thankyou very much ya,,

Bejo

--------------------------

XVI. Surat keenam dari Wini (Penutup???)

--------------------------

Jo.. gimana neeeh…? Gimana perkembangannya..? apa udah berhasil blum? Kamu sibuk lagi ya? Dinas lapangan lagi ya??? Ya kalo gitu aku tunggu cerita bersambungnya ya??

Wini

--------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar